,

Jembatan Penghubung antar Parit di Desa Seberang Sanglar Terancam Ambruk

Kamis, 14 September 2023, 9/14/2023 WIB Last Updated 2023-09-14T05:09:19Z
Kondisi jembatan penghubung antar parit di Desa Seberang Sanglar, Kabupaten Indragiri Hilir.

ORBITRAYA.COM, TEMBILAHAN - Jembatan di Desa Seberang Sanglar, Kecamatan Reteh, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) yang menjadi penghubung antar parit kembali terlihat miring dan terancam ambruk.


Diketahui bahwa jembatan ini sudah pernah dibangun sebelumnya sebanyak dua kali, dari bangunan pertama dengan permanen tapi kemudian roboh dan selanjutnya dibangun dengan bahan kayu namun tidak bertahan lama sekarang posisinya sedang mengkhawatirkan.


Jembatan yang sering diakses oleh masyarakat setempat dan juga siswa-siswi yang hendak menuju ke sekolahan ini merupakan alternatif satu-satunya dapat dipergunakan untuk keberlangsungan aktifitas.


Kepala Desa Seberang Sanglar, Kamaruddin saat dikonfirmasi mengatakan, bahwa jembatan penghubung itu sudah masuk empat bulan dengan kondisi seperti itu. Dia menambahkan, bahwa jembatan itu sudah 2 kali dilakukan perbaikan, pada tahun 2018 dan 2021.


"Jembatan itu sudah dua kali dibangun, pada tahun 2018 dan 2021 yang di bantu oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Inhil dengan uang swadaya masyarakat. Kondisinya sekitar 4 bulan," sebutnya saat dikonfirmasi wartawan.


Sebenarnya, kata Kamaruddin, jembatan penghubung ini mau dialihkan ke tempat yang lain. Karena menurutnya, penyebab utama yang membuat bangunan tidak bisa bertahan lama yakni di daerah tersebut dialiri arus air sangat kencang, sehingga jembatan yang sudah dibangun ini gampang rusak akibat terjangan arus air.


"Memang kami mau pindahkan, karena di situ arusnya kencang, tapi salah seorang warga tidak setuju dipindahkan, alasannya karena apabila dipindahkan, nanti tidak ada lagi orang yang lewat depan rumahnya," kata Kamaruddin.


Kades Seberang Sanglar itu menerangkan, bahwa Pemerintah Desa mengaku tidak sanggup untuk memperbaiki jembatan itu menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDes).


"Dana kita tidak mampu, karena itu lebar ukurannya 50 - 60 lebarnya. Sementara masih ada parit yang belum tersentuh sama sekali, sementara jembatan itu sudah 2 kali dibangun, jadi nanti takutnya timbul kecemburuan di masyarakat, berapa kali saya ajukan sudah, dana di kabupaten sama-sama kita pahamlah," ungkapnya.


Sementara di tempat terpisah, salah satu warga yang tidak mau disebutkan namanya menyebutkan jika pengajuan pembangunan jembatan ini disetujui, ada lokasi yang strategis dan berkisar 1.5 kilometer dari lokasi yang ada sekarang, kemudian akses menuju ke sana juga mudah.


"Kita berharap jembatan ini segera dibangun dan bisa akses sehingga dengan berbahaya seperti sekarang ini. Jika memang ingin dibangun, kami berharap di lokasi darat yang kira-kira arusnya tidak kuat. Kalau diperkirakan dari titik jembatan yang ada sekitar satu setengah kilometer, dan akses ke sana juga tidak susah," imbuhnya.


Dia menambahkan, dengan kondisi yang seperti sekarang ini sudah banyak menelan korban saat warga melintas di atasnya, sehingga itu Ia memohon kepada pemerintah agar bisa memperhatikan jembatan tersebut.


"Jembatan yang kita gunakan sekarang ini sudah ekstrim dan mengancam keselamatan penggunaannya karena sudah banyak yang melintasi di atasnya terjatuh, jadi kita memohon betul agar dibangunkan yang baru. Dan kemudian untuk pembangunan selanjutnya di tempat yang baru juga tidak memakan biaya terlalu besar karena tidak sepanjang dengan jembatan yang sudah rusak sebelumnya," ucapnya.***